Melalui Kursus SL, Diskatan Dorong Petani di Kuningan Adopsi Pola Pertanian Modern

Melalui Kursus SL, Diskatan Dorong Petani di Kuningan Adopsi Pola Pertanian Modern
Kepala Diskatan Kuningan Wahyu Hidayah, memberikan materi terkait pertanian modern dalam acara kursus SL Tematik di UPTD KPP/BPP Cipicung, Kamis (26/6/2025). Foto: ist
24 jam ago 7 Dilihat

SIWINDU.com – Pertanian di Kabupaten Kuningan tengah memasuki babak baru. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) mendorong para petani untuk keluar dari cara lama dan mengadopsi pola pertanian yang lebih modern, efisien, dan berwawasan lingkungan melalui Kursus Tani Sekolah Lapang (SL) Tematik yang digelar serentak di 16 UPTD KPP/BPP.

Kepala Diskatan Kuningan, Dr Wahyu Hidayah MSi, secara langsung memantau pelaksanaan kegiatan ini dengan turun ke lapangan, salah satunya di UPTD KPP/BPP Cipicung, Kamis (26/6/2025). Ia menyampaikan bahwa SL Tematik bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan ruang pembentukan pola pikir baru bagi petani.

“Transformasi bertani dimulai dari kepala. Ketika pola pikir petani berubah, maka praktik bertani pun akan ikut berubah—menjadi lebih cerdas, efisien, dan ramah lingkungan,” ujarnya.

Diskatan kini tengah mengembangkan dua teknologi andalan, yakni Tanam Benih Langsung (Tabela) dan padi Salibu, yang memungkinkan satu kali tanam menghasilkan panen berkali-kali. Inovasi ini tengah diuji coba di berbagai demplot, salah satunya di Desa Kutaraja, Kecamatan Maleber.

Selain itu, penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) juga menjadi fokus utama. Diskatan mendorong petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, dengan memanfaatkan POC yang lebih aman bagi tanah dan lingkungan. Dengan cara ini, penggunaan pupuk kimia bisa ditekan hingga separuhnya.

“Tanah itu seperti tubuh. Kalau terus diberi zat kimia, lama-lama bisa rusak. Dengan POC, hasil tetap maksimal, biaya bisa ditekan, dan tanah tetap sehat,” jelas Wahyu.

Menariknya, POC yang digunakan secara nasional banyak dipasok dari Kuningan sendiri, hasil olahan limbah kotoran sapi dari Cidahu dan Cigugur. Namun sayangnya, tingkat pemanfaatan oleh petani lokal masih rendah.

“Pupuk kita dipakai luas di luar daerah, tapi petani kita sendiri belum banyak yang menggunakannya. Ini ironi yang harus segera kita perbaiki,” tegasnya.

Baca Juga:  Tunggu Ya, Sedang Diusulkan ke Kementan RI, 376 Desa dan Kelurahan di Kuningan Bakal Dibantu Traktor

Program SL Tematik diharapkan tak hanya jadi sarana transfer ilmu, tetapi juga mampu menanamkan kesadaran baru bagi petani, bahwa pertanian masa kini harus adaptif, inovatif, dan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Dengan pendekatan yang membumi dan edukatif, Kabupaten Kuningan berambisi mencetak generasi petani baru, bukan hanya sebagai pelaku, tapi juga sebagai inovator pertanian masa depan,” tutur Wahyu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *