Survei Jamparing: Wisata Kuningan, Dingin, Indah, Tapi Mahal!

Survei Jamparing: Wisata Kuningan, Dingin, Indah, Tapi Mahal!
Salah satu tempat wisata di Kabupaten Kuningan yang ramai dikunjungi wisatawan. (Foto: net)
April 14, 2025 123 Dilihat

Siwindu.com – Jamparing Research kembali mencatatkan temuannya dari survei terbaru yang dilakukan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dalam sebuah diskusi santai bertajuk “Ngopi Bareng Awak Media”, salah satu peneliti Jamparing, Agus Pranoto SHum, mengungkap adanya temuan menarik terkait persepsi masyarakat terhadap sektor pariwisata di Kuningan.

Survei ini sejatinya dilakukan sebagai bagian dari pemantauan kinerja 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Kuningan. Namun dalam proses pengumpulan data, muncul informasi tambahan yang menyoroti langsung kelebihan dan kelemahan objek wisata di wilayah tersebut.

Salah satu tempat wisata di Kabupaten Kuningan yang ramai dikunjungi wisatawan. (Foto: net)
Agus Pranoto, peneliti Jamparing Research saat membeberkan hasil survei sementara terkait kepuasan masyarakat terhadap pariwisata di Kuningan, Senin (14/4/2025). Foto: Mumuh Muhyiddin/siwindu.com

Agus menjelaskan bahwa pihaknya selalu menyisipkan pertanyaan tentang pariwisata dalam instrumen survei mereka. Dari data sementara yang telah dianalisis, masyarakat menilai ada lima aspek unggulan dari wisata Kuningan, yakni:

Iklim Sejuk dan Nyaman

Kabupaten Kuningan dinilai memiliki iklim yang relatif dingin dan menyegarkan, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun luar daerah.

Pemandangan Alam yang Menawan

Banyak destinasi wisata di Kuningan menyuguhkan panorama alam yang memikat, mulai dari Gunung Ciremai, hamparan sawah, perbukitan, hingga city view dari ketinggian.

Kehadiran Fasilitas Air Hangat

Baik alami maupun buatan, objek wisata yang menyediakan air hangat mendapat nilai lebih dari pengunjung, khususnya untuk relaksasi dan kesehatan.

Akomodasi yang Variatif

Tersedianya berbagai jenis penginapan seperti hotel, villa, glamping, hingga area untuk berkemah dengan tenda pribadi, memberikan kenyamanan lebih bagi wisatawan.

Fleksibilitas Membawa Makanan Sendiri

Tidak seperti beberapa daerah wisata lain yang melarang makanan dari luar, objek wisata di Kuningan cenderung memperbolehkan pengunjung membawa konsumsi sendiri atau jasa katering.

Kekurangan yang Dirasakan Wisatawan

Namun, bukan berarti wisata Kuningan tanpa catatan. Dalam survei yang sama, terdapat lima keluhan terbanyak dari para pengunjung:

Baca Juga:  10 Tempat Ngopi Anak Muda Paling Hits di Kuningan

Akses Jalan yang Sempit dan Menanjak

Banyak objek wisata diakses melalui jalan yang sempit dan menantang, terutama di area berbukit. Hal ini kerap menyulitkan kendaraan, terutama saat akhir pekan atau musim liburan.

Harga Tiket Masuk yang Relatif Mahal

Pengunjung merasa harga tiket beberapa destinasi wisata di Kuningan lebih tinggi dibandingkan dengan objek serupa di daerah lain.

Biaya Parkir yang Tidak Proporsional

Keluhan mengenai tarif parkir yang mahal juga banyak disampaikan, dianggap tidak sesuai dengan fasilitas yang diberikan.

Harga Makanan dan Minuman yang Tinggi

Beberapa pengunjung mengeluhkan harga makanan di lokasi wisata yang cenderung mahal. Bahkan, menu biasa yang diberi nama asing pun dianggap “dimark-up”.

Kurangnya Inovasi Wisata (Monoton)

Wisatawan menyatakan bahwa beberapa objek wisata kurang inovatif dan tidak memiliki daya tarik untuk dikunjungi lebih dari sekali.

Survei Belum Final, Tapi Jadi Bahan Evaluasi

Agus menegaskan bahwa data yang diungkap masih bersifat sementara dan belum mencakup seluruh objek wisata secara menyeluruh. Namun, ia berharap hasil survei ini bisa menjadi bahan evaluasi dan masukan positif bagi Pemerintah Kabupaten Kuningan.

“Tujuan kami sederhana, yaitu mendorong kemajuan Kabupaten Kuningan, baik dari sisi pelayanan publik maupun sektor pariwisata. Dengan data seperti ini, kami berharap semua pihak bisa bekerja sama meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman wisata yang berkesan,” ujar Agus.

Jamparing Research sendiri masih terus melakukan pengamatan dan survei lapangan sebagai bagian dari komitmen mereka untuk mengawal transparansi dan kemajuan daerah. Hasil akhir dari survei ini rencananya akan dipublikasikan secara terbuka setelah seluruh data terkumpul dan dianalisis secara menyeluruh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *