Mantan Ketua Gerindra Desak Investigasi Longsor Bawah Arunika, Bupati: Belum Cek Lokasi

Viral! Jalur Curug Cilengkrang Longsor, Sumber Air Warga 3 Desa Tercemar
Jalur kawasan Cilengkrang Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya, tampak penuh dengan lumpur longsoran. (Foto: screenshoot video tiktok)
4 minggu ago 175 Dilihat

Siwindu.com – Longsor yang terjadi di jalur Lembah Cilengkrang, tepat di bawah kawasan Objek Wisata Arunika milik anggota DPR RI H Rokhmat Ardiyan MM, memantik reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari H Dede Ismail SIP, mantan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Kuningan.

Menurut Dede, bencana lingkungan tersebut tak boleh dianggap enteng dan harus ditangani serius melalui pembentukan Tim Investigasi Gabungan.

“Tim ini harus melibatkan Dinas LH, DPKPP, BPBD, BTNGC, serta SKPD lainnya, bahkan hingga ke tingkat provinsi dan kementerian. Ini menyangkut keselamatan lingkungan dan warga di sekitar,” ujarnya tegas, Minggu malam (28/5/2025).

Dede menekankan bahwa tidak boleh ada keberpihakan dalam penanganan kasus ini.

“Bupati harus segera bertindak. Siapa pun yang melanggar aturan, tanpa pandang bulu, harus ditindak tegas. Ketua DPRD (Nuzul Rachdy, red) juga harus dorong pembentukan tim dan buat pernyataan resmi di media agar masalah ini tak makin liar,” tegasnya lagi.

Deis, sapaan akrabnya, bahkan menyarankan agar tim tersebut didampingi aparat penegak hukum seperti TNI dan Polri, guna memastikan proses investigasi berjalan objektif dan aman.

Namun saat dimintai tanggapan terkait kejadian longsor tersebut, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar justru memberi jawaban singkat. “Saya belum cek ke lokasi,”

Sementara itu, dalam pemberitaan sebelumnya, disebutkan bahwa longsor di lokasi tersebut tidak berkaitan langsung dengan aktivitas pembangunan Arunika, dan diklaim terjadi karena faktor alam. Namun, pernyataan tersebut justru menjadi perdebatan publik karena lokasi longsor berada tepat di bawah kawasan wisata yang sedang dikembangkan.

Dede Ismail yang juga anggota DPRD Kuningan ini menilai, pernyataan seperti itu terlalu prematur tanpa investigasi mendalam. “Justru karena itu perlu tim gabungan. Kita harus menyelamatkan kawasan Ciremai dari kerusakan lingkungan yang berpotensi ditimbulkan oleh kepentingan bisnis pribadi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *