BTNGC dan H Rokhmat Ardiyan Tinjau Longsor di Cilengkrang, Tegaskan Bukan Dampak Pembangunan Joglo Arunika

BTNGC dan H Rokhmat Ardiyan Tinjau Longsor di Cilengkrang, Tegaskan Bukan Dampak Pembangunan Joglo Arunika
Anggota DPR RI Fraksi Gerindra sekaligus Owner Arunika, Hb Rokhmat Ardiyan, bersama BTNGC dan pihak terkait lainnya, meninjau lokasi longsor jalur Lembah Cilengkrang yang ramai jadi perbincangan, Jumat (16/5/2025). Foto: ist
3 jam ago 70 Dilihat

Siwindu.com – Isu longsor yang terjadi di kawasan Objek Wisata Cilengkrang, Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, langsung ditanggapi cepat oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC). Dugaan bahwa bencana ini terjadi akibat pembangunan Objek Wisata dan Resto Joglo Arunika Palutungan, Desa Cisantana, langsung dibantah melalui peninjauan lapangan bersama berbagai pihak.

Peninjauan dilakukan langsung oleh Kepala Seksi Wilayah I BTNGC Hayunita, didampingi Kasubag TU Sanggar Yudha, dan melibatkan Anggota Komisi XII DPR RI sekaligus Owner Joglo Arunika, H Rokhmat Ardiyan, pengelola Wisata Cilengkrang Mulyadi, serta warga setempat.

“Kami sudah turun langsung meninjau lokasi longsor dari hulu hingga hilir. Kami pastikan titik longsor dan melakukan langkah antisipasi cepat. Saat ini jalur pengunjung memang terputus, dan sebagai solusi sementara, kami akan bangun jembatan darurat,” ujar Hayunita saat meninjau lokasi, Jumat (16/5/2025).

BTNGC memastikan bahwa penanganan dilakukan secara kolaboratif, melibatkan semua pihak termasuk pengelola wisata, masyarakat, serta manajemen Joglo Arunika. Tujuannya jelas: mencari solusi preventif untuk ke depan.

Terkait penyebab longsor, Hayunita menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan analisa lebih lanjut. Namun dari hasil pemeriksaan awal di lokasi, ditemukan banyak material batuan di area yang masuk dalam kawasan TNGC. Curah hujan tinggi beberapa waktu lalu disinyalir menjadi pemicu, dengan aliran air membawa material berat ke bawah hingga menyebabkan longsor.

“Sebagai langkah antisipatif, kami akan melakukan penanaman vegetasi endemik di titik-titik rawan longsor. Tanaman yang dipilih tentu yang memiliki daya serap air tinggi,” tambahnya.

Menanggapi tudingan di media sosial yang mengaitkan longsor dengan pembangunan Joglo Arunika, Hayunita menegaskan pentingnya literasi informasi di tengah masyarakat. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.

Baca Juga:  Pemda Kuningan Tercekik Anggaran, Peran 6 Wakil Rakyat di Pusat dan Jabar Bisa jadi Kunci Penyelamat!

“Kami minta masyarakat untuk tidak menelan mentah-mentah informasi di media sosial. Ada video lama tentang longsor di dekat Joglo Arunika yang kembali beredar seolah-olah berkaitan dengan kejadian saat ini. Padahal, video itu adalah peristiwa lama akibat pipa PDAM yang putus, bukan karena aktivitas pembangunan,” jelasnya.

BTNGC menegaskan bahwa saat ini penanganan longsor dilakukan bersama-sama dan tidak bisa ditimpakan secara sepihak kepada satu pihak.

“Kita semua harus cerdas dan bijak menyikapi informasi. Budaya cek dan ricek itu penting. Jangan sampai hoaks membuat keruh suasana dan justru merugikan masyarakat sendiri,” tegas Hayunita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *