Siwindu.com – Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Wilayah III Cirebon memberikan apresiasi tinggi terhadap program pendidikan karakter bela negara semi militer yang digelar Pemerintah Daerah Kuningan bekerja sama dengan Kodim 0615/Kuningan. Kegiatan ini resmi dibuka, Senin pagi (19/5/2025) di Kompleks Kantor BKPSDM Kabupaten Kuningan, Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya.
Ketua KPAID Wilayah III Cirebon, Hj Fifi Sofiah, yang hadir langsung dalam acara pembukaan menyatakan, program tersebut merupakan terobosan pertama di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dan patut diapresiasi.
“Luar biasa, ini program pertama di wilayah 3 Cirebon yang sangat kami apresiasi. Ini tempat yang tepat untuk membentuk karakter anak, terutama dalam hal kedisiplinan. Anak yang disiplin akan rajin, anak yang rajin akan pintar. Ini awal yang baik untuk membentuk budi pekerti yang positif,” ujarnya.
Wanita yang lebih akrab disapa Bunda Fifi ini menegaskan, program pendidikan semi militer tersebut justru sangat mendukung perlindungan anak dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pemenuhan hak anak. Menurutnya, banyak anak yang perlu dirangkul dengan pendekatan kedisiplinan dan etika, bukan dengan pengucilan.
“Kadang-kadang, anak-anak bermasalah di luar sana bukan karena nakal semata, tapi karena belum ada pendekatan yang tepat. Di sini, pendekatan yang digunakan adalah kedisiplinan dan pembinaan etika, yang menurut kami sangat efektif,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bunda Fifi juga menyampaikan bahwa tidak ada catatan khusus dari KPAID terhadap pelaksanaan kegiatan ini, dan pihaknya percaya penuh terhadap penyelenggara, baik dari Pemda Kuningan maupun Kodim 0615/Kuningan.
“TNI memiliki program TNI Ramah Anak, dan ini selaras. Maka semua pihak harus mendukung, termasuk sekolah, lembaga sosial, dan terutama orang tua. Mereka pasti akan sangat terbantu dengan adanya program ini,” jelasnya.
Menanggapi adanya selisih jumlah peserta, dari 42 yang mendaftar, hanya 35 yang hadir, Bunda Fifi menilai hal itu bukan karena penolakan, melainkan karena kurangnya pemahaman dari sebagian sekolah atau orang tua.
“Sekolah bukan menyembunyikan anak-anak bermasalah, hanya mungkin belum sepenuhnya memahami tujuan program ini. Jika sudah paham, pasti akan mendukung sepenuhnya,” katanya.
Di akhir wawancara, Bunda Fifi juga mengklarifikasi bahwa semua pihak resmi di KPAI, baik pusat maupun daerah, mendukung penuh kegiatan yang digagas Gubernur Jabar Dedi Mulyadi ini. Pernyataan yang sempat beredar menolak program, menurutnya, bukan berasal dari anggota resmi KPAI saat ini.
“Kami tegaskan, KPAI mendukung sepenuhnya. Yang sempat mengaku menolak itu bukan bagian dari kami lagi, sudah tidak aktif di KPAI,” pungkasnya.
Sementara itu, program pendidikan karakter semi militer ini dijadwalkan berlangsung dalam waktu 2 pekan ke depan dengan beberapa gelombang, dengan materi pembinaan fisik ringan, kedisiplinan, dan penanaman nilai-nilai kebangsaan.